
Beliau kemudian menjelaskan setidaknya ada 3 bukti cinta kita kepada Kanjeng Nabi saw. Pertama adalah lebih mengutamakan ukhuwah islamiyyah dibanding hubungan apapun, termasuk hubungan keluarga. Kedua, banyak membaca salawat. Dan yang ketiga adalah mengikuti Nabi saw dengan sebaik-baik-nya (Khusnu at-taba’ah).
Dalam penjelasannya, K.H Amin Sufyan menjelaskan kepada tamu undangan bahwa Nabi mengajarkan kepada kita akan penting dan luhurnya persaudaraan dan persatuan, khususnya di tubuh umat islam sendiri. Umat islam, yang menurut Nabi, satu tubuh, harus saling menghormati, menyayangi, tidak gampang mengkafirkan, memfitnah dan menzalimi umat islam lain yang berbeda madzhab dan organisasi dengan mereka. ‘semua umat islam, apapun madzhab dan organisasinya, tidak boleh bermusuhan’ tegas beliau. Beliau juga berkata, ‘sesama islam, dilarang memfitnah, menjelek-jelekkan saudaranya yang beda organisasi ataupun madzhab.’
Di masa sekarang, dimana hukum-hukum yang telah diajarkan oleh Nabi saw mulai diabaikan, umat islam mudah terpecah belah. Maka, diperlukan kesadaran umat islam bahwa seluruh umat islam itu bersaudara. Apapun madzhab dan organisasinya, selama mereka mengucapkan la ilaha illallah, Muhammad Rasulullah, maka mereka adalah saudara seiman kita. Bahkan, beliau menjelaskan, konsep sunni tidak gampang mengkafirkan ahli kiblat. Ini menjelaskan bahwa betapa persaudaraan dan persatuan dalam tubuh umat islam adalah hal yang wajib. Sudah saatnya umat islam bersatu. Dan kecintaan kepada Rasulullah saw adalah titik temunya. ‘Alangkah Indahnya Persaudaraan yang Diajarkan Oleh Nabi saww’ seru K.H. Amin Sufyan.(DarutTaqrib/Alamsyah/Adrikna!)