Rembulan tak sanggup cahayai jiwa
Sama seperti mentari yang hilang di ujung jalannya
Malam tak kuat menanggung derita
Sama seperti siang yang hanya memperburuk cerita
Tatkala dunia hanya sisakan duka
Bukankah menuju alam sana jauh lebih bahagia ?
Meniti hari sungguh tiada lagi arti
Setelah bumi menelan jasad nabi
Jerit tangisnya abadi karena cinta
Keras hati jika tak lebur dalam nestapa
Jiwa sucinya tergores seribu luka
Lemah ingin jika tak mau mengenangnya
Duhai Ummu Abiiha
Mata mana yang mampu menahan airmata
Ketika terdengar dirimu terjatuh dalam lara
Jiwa mana yang bias bertahan dalam pilu
Setelah tahu, tangismu tak kan berlalu
Duhai Fathimah
Jasad ini tak ingin lelah
Mengenang dirimu yang dengan indah
Melukis tabah
Dengan gagah
Membingkai asa yang tak pernah patah
Mata ini ingin menangis darah
Hingga dunia tahu akan Fathimah
Yang tak pernah berhenti menggugah setiap insan yang inginkan jannah
Hingga dunia tahu akan Fathimah
Yang tiada kenal lelah
Sadarkan nurani yang lemah
Agar jangan pernah menyerah
Merebut hak yang dirampas si serakah
Bangkitlah, demi Dia pemilik Fathimah !!
Jpr, minggu malam, 24-04-11
(DarutTaqrib/Alamsyah/sa)